Suasana kuliah umum keprodian yang diselenggarakan Prodi Sastra Inggris Unikama kemarin (24/2) berlangsung meriah dan penuh tawa apalagi setelah salah satu keynote speaker asal Slovenia Maria Kovanja menceritakan pengalaman pribadinya saat awal tinggal di Indonesia. Dalam acara yng dipandu oleh Galih Adi Pratama mahasiswa semester 6 itu, Dia bercerita tentang shock culture parah yang dialaminya, misal, ketika ada seseorang yang datang kepadanya dan mensejajarkan lengannya sambil berujar “Seperti Bendera” karena lengan Maria yang putih dan lengan orang Indonesia yang berwarna sawo matang.

Hal begini biasa di sini padahal kalau di Eropa tindakan seperti ini termasuk tindakan rasis yang absolutely terlarang, ujarnya. Pengalaman lain yang membuat dia bingung adalah ketika dia datang ke sebuah supermarket di daerah Dinoyo untuk membeli pelembab kulit. Dia lihat semua produk yang dipajang di etalase dan mendapatkan semua produk itu mengandung whitening padahal dia sudah berkulit putih. Cerita ini juga disambut tawa semua peserta yang memenuhi auditorium Multicultural Unikama yang berkapasitas 300 seats itu.

Selain itu dia juga menyampaikan perbedaan pandangan atas kelas sosial. Di Indonesia orang berkulit putih bersih dianggap sebagai orang sukses yang bekerja di kantor sehingga jarang terkena sinar matahari sementara di Eropa orang sukses adalah orang yang kulit putihnya berubah kecoklatan karena sengatan sinar matahari. Karena orang sukses di Eropa adalah orang yang tidak terikat oleh jam kerja di kantor sehingga dia punya banyak waktu untuk berjemur di pantai.

Banyak lagi hal yang disampaikan sehingga para peserta yang merupakan mahasiswa prodi sastra Inggris Unikama begitu antusias mengikuti jalannya kuliah umum yang berlangsung hingga siang hari itu. Selain itu Pembicara yang lain, Umiati Jawas, Ph.D, menceritakan berbagai pengalamannya ketika beliau harus pergi ke berbagai Negara yang memiliki kultur sangat berbeda dengan Indonesia. Banyak cultural shock juga yang dialami terutama ketika harus tinggal di Amerika Serikat selama beberapa tahun.

Admin

Kuliah Umum Keprodian tentang Cross Cultural Understanding