Tahun ini, dua mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) lolos dalam program International Credit Transfer Scholarship (ICT) atau Transfer Kredit Internasional. Program ini merupakan bagian Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa menambah kompetensi dengan mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan perguruan tinggi elit di luar negeri selama satu semester.
Elisabet Dyah Widyawati (22) adalah salah satu dari mahasiswa tersebut, dia berasal dari program studi Sastra Inggris angkatan 2019. Gadis muda yang penuh prestasi ini, memang sudah terlihat bakat akademisnya sedari bangku Taman Kanak – Kanak (TK). Kala itu dia berhasil meraih juara 2 siswa berprestasi. Di tingkat SD, SMP juga selalu meraih prestasi yang membanggakan. Hingga di SMA pun dia jg berprestasi. Salah satu prestasi yang cukup luar biasa adalah menjadi finalis Olimpiade Bahasa Inggris se-Jawa Bali tahun 2016 yang diselenggarakan oleh himpunan mahasiswa bahasa Inggris Universitas Islam Malang dalam acara National English Festival (NEF) . Penyuka Drama Korea inipun, melanjutkan karir akademisnya hingga ke bangku perkuliahan, ia sangat aktif sekali berorganisasi baik intra kampus maupun ekstra kampus. Hingga mengantarkanya pada prestasi yang membanggakan di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, dengan menjadi salah satu mahasiswa yang lolos program ICT di Universiti Utara Malaysia dan program yang diambil Bachelor of International Affairs Management with Honours (U10). Hal ini diraih oleh El (sapaan akrabnya) berkat dukungan dan motivasi yang besar bapak ibu dosen serta dari ketua program studi Sastra Inggris Unikama. Beliau menyampaikan bahwa,” saya merasa bersyukur dan bangga Elisabet Dyah Widyawati berhasil lolos Program Transfer Kredit Internasional tahun 2021 yang digagas oleh Kemdikbud Dikti. Memang, Elisabet termasuk salah satu mahasiswa yang sangat tekun, memiliki motivasi belajar yang tinggi, menyukai tantangan, dan memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang bagus. Semoga keberhasilan dia mengikuti program ini dapat menginspirasi teman-temannya.Sehingga ke depan akan lebih banyak lagi mahasiswa Sastra Inggris yang mengikuti program serupa , pungkasnya “.
Sulung dari dua bersaudara ini lahir di Blitar pada 18 Juni 1999 mengatakan bahwa, “ kelak saya ingin menjadi seseorang yang berkarir di lembaga atau organisasi yang ada di bawah naungan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa “, sembari dia menatap awan. Oleh sebab itu dia akan terus bertekad, untuk memujudkan impianya tersebut melalui program – program serupa, sehingga inilah yang disebut “langkah awal menggapai mimpiku, kelak menjadi seseorang yang berkarir di PBB “.